rusa adalah satwa liar dengan ciri diantaranya mudah mengalami cekaman atau stress. Pada umumnya rusa lebih aktif di malam hari, sedangkan jenis rusa timor (cervus timorensis) aktif baik malam maupun siang hari. Rusa timor kadang-kadang melakukan kegiatan ‘ngasin’ (minum air laut) guna memenuhi kebutuhan mineral terutama pada waktu meluruhnya ranggah. Rusa jantan jarang sekali minum dan guna memenuhi kebutuhan perkembangannya, mereka mencukupi kebutuhan air dari tumbuh-tumbuhan yang dimakan.
Cervus timorensis memiliki daya adaptasi yang tinggi dan mudah diintroduksi pada daerah yang bukan asal habitatnya seperti daerah kalimantan, sulawesi, maluku dan irian. Rusa ini lebih menyenangi tempat terbuka dan padang rumput (savana) sebagai tempat merumput. Hutan musim, hutan hujan dataran rendah dan semak yang rapat biasanya hanya digunakan sebagai tempat istirahat dan berlindung. Rusa umumnya dapat hidup di berbagai ketinggian 0-2.500 m tergantung ketersediaan makanannya.
Tidak seperti kebanyakan rusa lainnya, ekor rusa cervus timorensis tidak terlihat mencuat saat berlari. Apabila melihat musuh atau kondisi bahaya, yang memberikan isyarat bahaya pertama kali adalah rusa betina tua. Tercatat vokalisasi termasuk menyalak sebagai sinyal peringatan dan menyalak berisik (jantan) pada musim kimpoi.
Rusa jantan hidup soliter. Pada musim kimpoi rusa jantan yang biasanya tidak mempunyai teritori tetap akan memperlihatkan perilaku mempertahankan diri/teritori. Teritori ini terletak di sekitar rusa betina yang akan dikimpoiinya. Rusa jantan akan mempertahankannya terhadap jantan lain yang mendekaiti betina tersebut. Besarnya teritori bervariasi tergantung kepadatan populasi rusa di tempat tersebut.